15 Januari 2009

Belum cukupkah?

Hari ini, gw terhenyak melihat salah satu artikel koran Republika. Korban kekejian tentara-tentara iblis udah nembus angka 1000. Namun, di sebelah headline gede itu, ada yang bikin gw lebih mengelus dada. Artikel yang dikutip dari Islamonline.com ini sungguh membuat isi hati kayak diblender: sedih, pilu, marah, geram, campur aduk jadi satu.

http://www.islamonline.com/news/newsfull.php?newid=203357

Bocah itu bernama Shahd. Ia gadis kecil berumur 4 tahun, setahun lebih tua dari keponakan Cicha. Gw bisa ngebayangin senyum lucunya, polah tingkahnya yang menggemaskan.

Di belahan dunia sana, di mana sebuah kejahatan atas kemanusiaan sedang berlangsung, Shahd tergeletak bermandikan darah karena tertembus peluru tentara zionis. Saat itu ia sedang bermain di kawasan kamp pengungsi Jabalya, di utara Gaza.

Ketika orangtuanya berlari menuju tubuhnya, untuk menyelamatkannya.. atau setidaknya kalau Shahd mati, mereka dapat menguburkannya secara layak..

tentara-tentara sadis itu memberondongi mereka dengan peluru, sehingga mereka tidak bisa mendekati tubuh putrinya.

Dan tahukah kawan, mengapa para tentara iblis itu nggak ngebiarin siapapun mengambil tubuh Shahd yang malang itu? Biadab-biadab itu, oh semoga Allah melaknat mereka sampai akhir zaman, membiarkan tubuh Shahd menjadi makanan untuk anjing-anjing patroli mereka. Astaghfirullaahal azhiim..

Selama 5 hari, saudara Shahd, Matar, dan sepupunya, Muhammad selalu berusaha mendekati tubuh yang tak bergerak itu.

Namun, rupanya tentara-tentara biadab itu masih mempunyai banyak peluru untuk diberondong..

Matar dan Muhammad tidak tahan lagi. Mereka tidak tahan melihat tubuh saudaranya dicabik-cabik oleh hewan-hewan najis itu. Hari kelima, sebelum mereka dapat meraih tubuh yang udah nggak berbentuk lagi itu, mereka bergabung dengan Shahd, menjadi makanan anjing.

Demi Allah, ini bukan masalah Yahudi-Arab lagi. Ini adalah masalah kemanusiaan! Dan manusia macam apa kita, terutama para pemegang tampuk kekuasaan yang bercokol di atas sana, yang tega membiarkan hal ini terjadi?